Sumber: http://www.klikhotel.com/blog/desa-wae-rebo-ntt/
Yori Antar,
arsitek prinsipal Han Awal Partners dan pendiri Rumah Asuh, menggagas proyek
konservasi desa Wae Rebo setelah melakukan perjalanan arsitektural ke pulau
Flores dan menemukan desa tersebut tahun 2008. Pada fase konservasi pertama
dimulai, yaitu tahun 2009, dan fase konservasi kedua, tahun 2009-2010, Rumah
Asuh bersama warga Wae Rebo memutuskan untuk memugar dulu dua rumah yang sudah
ada. Pada 2011, tiga rumah dibangun untuk mengembalikan desa Wae Rebo dengan
tujuh rumahnya. Proses pembangunan dikerjakan melalui gotong-royong warga.
Pada tahun
2012, Mbaru Niang, sebutan setempat untuk rumah kerucut desa Wae Rebo,
mendapatkan penghargaan Unesco Asia Pacific Awards for Cultural Heritage
Conservation. Penghargaan tersebut diberikan pada upaya pelestarian warisan
budaya berupa bangunan yang berumur lebih dari lima puluh tahun di kawasan Asia
Pasifik. Mbaru Niang mendapatkan Award of Excellence, yang merupakan penghargaan
tertinggi. Selain itu, Mbaru Niang juga masuk nominasi 20 besar penghargaan Aga
Khan Award for Architecture tahun 2013.
Sumber : http://ulinulin.com/posts/wae-rebo-negeri-dongeng-yang-mendunia
Konservasi Wae
Rebo mendapatkan pengakuan sebagai sebuah model baru dari konservasi
arsitektur. Konservasi ini juga transfer ilmu membangun dari generasi ke
generasi. Rumah Asuh juga mengirim mahasiswa dari berbagai universitas di
Indonesia untuk merekam proses pembangunan Mbaru Niang. Berbagai rekaman
konservasi Wae Rebo dipublikasikan dalam bentuk buku, video, pameran, hingga artikel-artikel
yang tersebar di berbagai media.
Arsip Wae Rebo
ini merupakan koleksi milik Rumah Asuh. Koleksi arsip Rumah Asuh Wae Rebo
terdiri dari foto-foto proses dan detail pembangunan, kebudayaan, dan
masyarakat Wae Rebo, dan sketsa-sketsa rencana konservasi.
Sumber: https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/wae-rebo-kisah-sebuah-kampung-di-atas-awan
Pada kasus
kali ini konservasi arsitektur yang dilakukan cukup berhasil karena dapat
mengembalikan wajah asli Wae Rebo dengan penggunaan material bangunan yang sama
dan bentuk yang sama, serta detail-detail bangunan pun dapat menyerupai
bangunan aslinya. Dari sini kita dapat mempelajari bahwa perbaikan terhadap
suatu bangunan tradisional walaupun sudah memiliki umur yang sangat tua tidak
menutup kemungkinan peluang keberhasilan dalam melakukan suatu konservasi
dibidang arsitketur, karena setiap permasalahan dapat di analisis dan
dipelajari agar lekas hal tersebut dapat direspon dengan cara sebaik-baiknya
dan menghasilkan keputusan desain yang paling cocok dengan kasus tersebut.
Sumber :
http://www.arsitekturindonesia.org/museum/wae-rebo-konservasi-yang-mendapatkan-pengakuan-dunia
http://kelilingbuana.blogspot.com/2014/09/wae-rebo-konservasi-arsitektur-budaya.html
http://colours-indonesia.com/id/lifestyle-id/interview-id/id-yori-antar/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar