Jumat, 06 April 2018

BUKCHON HANOK VILLAGE

BAB I

1. SEJARAH

Bukchon Hanok Village berarti Bukchon = kampung utara, Hanok = rumah tradisional korea yaitu perkampungan tradisional yang berada di sebelah utara Seoul, Korea Selatan.
Perkampungan ini dibangun pada masa dinasti Joseon yang memiliki fungsi utama sebagai rumah tinggal para pangeran dan pejabat yang ada di istana. sebelum di bangun wilayah ini merupakan hamparan tanah kosong yang berlokasi didepan komplek istana kerajaan Gyeongbokgung dan Changdeokgung karena kondisi pemukim yang semakin banyak akhirnya raja memutuskan membuat sebuah desa yang bernama Bukchon Hanok Village ini, tidak memiliki posisi yang direncanakan desa ini terbentuk dengan bebas dan sangat padat, hampir tidak ada ruang terbuka antar rumah yang mengakibatkan sirkulasi pada desa terbeut tidak teratur dan rumah - rumah yang terbangun pun tidak memiliki bentukan dan besaran yang pasti, walau begitu rumah - rumah ini tetap memiliki langgam yang serasi dari bentuk atap, warna rumah, hingga meterial yang digunakan.


Namun pada masa sekarang telah dibuat jalur sirkulasi utama didalam desa yang dibuat pada saat kolonial jepang, dengan terbangunnya jalan ini banyak juga rumah - rumah yang dihancurkan agar mendapatkan lahan untuk sirkulasi.

2. TIPOLOGI

- Tipologi Sejenis 

   1. Jeonju Hanok Village
terletak di jantung kota Jeonju, provinsi Jeolla Utara (Jeollabuk-do), Korea Selatan, sekitar 3 jam perjalanan dari kota Seoul. Desa ini merupakan salah satu desa hanok yang paling terjaga kelestariannya. Meskipun desa tradisional, Jeonju Hanok Village memiliki transportasi dan jalan utama yang modern seperti halnya kota besar. Hal ini membuat desa ini memiliki pemandangan yang unik yang membuatnya seperti kota lama beratmosfer tradisional yang berada di tengah kota modern. Apalagi letaknya juga tidak jauh dipinggiran kota, melainkan di tengah kota dan dekat dengan area pusat perbisnisan kota Jeonju. 

Jeonju Hanok Village memiliki lebih dari 700
rumah hanok yang kebanyakan dibangun pada masa Dinasti Joseon (1392-1910).

  2. Minsok Village

adalah sebuah tempat wisata di kota Yongin, provinsi Gyeonggi, Korea Selatan yang berupa museum hidup yang menampilkan desa, kehidupan, dan kebudayaan tradisional rakyat Korea. Mirip seperti sebuah taman budaya. Tempat ini sangat populer baik di kalangan warga lokal Korea maupun wisatawan mancanegara, dan terletak dekat dengan
Everland taman hiburan terbesar di Korea
. 
Korean Folk Village terbagi menjadi banyak bagian dan memiliki banyak replika rumah tradisional Korea dari kelas sosial yang berbeda (petani, tuan tanah, bangsawan), yang berasal dari berbagai wilayah di Korea Selatan. Taman budaya ini juga memiliki pasar jalanan tradisional, restauran, pertunjukan tari tradisional, upacara pernikahan, keterampilan menunggang kuda, pameran teknik pembuatan barang-barang dari kayu dan logam secara tradisional, dan aneka kegiatan yang bersifat wisata dan rekreasi.

   3. Namsangol Hanok Village

adalah desa tradisional Korea yang terletak di Pil-dong, Jung-gu, Seoul, Korea Selatan, tidak jauh dari 
N Seoul Tower
. Desa yang dikenal sebagai “A Village of Traditional Houses in the Namsan Valley” ini bertempat di sebuah lokasi yang dulunya merupakan sebuah resort musim panas pada era dinasti Joseon. Area resort ini terkenal dengan pemandangannya yang sangat indah seperti di negeri dongeng dan dikenal sebagai salah satu tempat paling indah di Seoul. 
Namsangol Hanok Village memiliki luas area 7.934 m2 dan terdiri dari rumah-rumah tradisional yang telah dipugar kembali untuk mempertahankan atmosfer area ini seperti aslinya pada zaman dulu. Sebanyak 5 rumah tradisional, termasuk beberapa ‘mansion’ paling luas di Seoul yang menjadi tempat tinggal para pejabat tinggi negara pada zaman dulu, berikut sejumlah rumah rakyat jelata khas Korea juga dipindah ke area desa ini. Sebuah taman tradisional khas Korea lengkap dengan sungai yang mengalir dan sebuah paviliun juga dibangun di sini untuk semakin menghidupkan kembali suasana klasik era dinasti Joseon.

- Jenis-jenis Hanok

1.    Umjib (움집) ~ Dugout Huts
Umjib (움집) adalah tipe rumah tradisional Korea yang berbentuk pondok berdinding jerami atau daun-daunan kering. Model rumah seperti ini sudah ada sejak zaman Neolitikum.Dengan model rumah seperti ini masyarakat Korea pada zaman bisa bertahan menghadapi dinginnya udara musim dingin. Penghangat udara adalah tungku yang terdapat di tengah-tengah pondok.
Rumah model ini (움집) ini sudah mulai ditinggalkan masyarakat Korea lama sejak zaman tiga kerajaan (삼국 시대~samguk sidê), karena mulai sejak zaman tersebut masyarakat Korea sudah tinggal di rumah model hanok (한옥) yang dikenal sekarang.
Tapi kayanya di negara kita masih ada ya rumah yang model begian…? Kalo ngga salah rumah suku Sasak dan rumah tradisional di Papua juga ada yang seperti ini.
2.    Gwiteljib (귀틀집) ~ Log House
Gwiteljib (귀틀집) atau Log House adalah model rumah tradisional Korea yang dibuat dengan cara menyusun atau menumpuk batang-batang kayu secara horizontal, berderet dari bawah sampai ke atas.Untuk mentutupi rongga-rongga di sela-sela kayu, dan melindungi penghuni dari angin dingin, rongga-rongga tersebut dilapisi atau ditutup dengan tanah liat.
Gwiteuljib ini disebut juga dengan bangteuljib (방틀집) atau teulmokjib (틀목집). Rumah tradisional Korea yang seperti ini masih bisa dijumpai di Pulau ulleungdo dan beberapa daerah di daerah provinsi Gangwon.
3.    Neowajib (너와집) ~ Shingle Roof House
Neowajib/nôwajib (너와집) adalah jenis rumah tradisional Korea yang atapnya adalah atap sirap atau atap terbuat dari potongan-potongan kayu pinus merah.Ukuran potongan-potongan kayu ini adalah 30 cm x 60 cm dan ketebalan 4 cm atau 5 cm. Kayu yang digunakan adalah kayu pohon pinus merah yang sudah berumur lebih dari 200 tahun.
Potongan-potongan kayu ini disusun dan kemudian dihimpit dengan batu atau kayu pada bagian atasnya. Keuntungan menggunakan atap dari potongan kayu ini adalah udara di dalam rumah tetap hangat pada saat musim dingin dan pada saat musim panas udara di dalam rumah tetap segar. Rumah model ini dulunya banyak terdapat di pegunungan Korea bagian tengah.
4.    (초가집) ~ Thatced Roof House 
Chogajib (초가집) adalah rumah tradisional Korea yang atapnya adalah berupa jerami, ilalang atau daun-daunan. Bahan atap yang paling banyak digunakan adalah jerami karena jerami banyak tersedia dan juga jerami menjaga rumah tetap hangat di musim dingan dan sejuk di musim panas.Rumah ini biasanya dimiliki oleh rakyat biasa. Dinding rumah chogajib (초가집) ini terbuat dari tanah dan dipagari oleh batu-batuan.
Di Korea bagian utara yang lebih dingin atap jeram dibuat lebih tebal dan bagian pinggirnya dibuat menggantug leih rendah. Sementara di Korea bagian tengah atau selatan yang lebih hangat, atap dibuat agak lebih tipis daripada di Korea bagian utara.
5.    (기와집) ~ Tile Roof House
Giwajib (기와집) adalah rumah tradisional masyarakat Korea yang atapnya terbuat dari genteng. Model rumah ini merupakan tempat tinggal kaum kelas atas seperti kaum bangsawan atau yangban (양반) pada masa Dinasti Joseon/Josôn (조선) berkuasa di semenanjung Korea.
Giwajib (기와집) ini dibangun berdasarkan prinsip-prinsip confusion yang dianut oleh masyarakat Joseon/Josôn (조선). Misalnya memisahkan ruangan antara ruanga kaum pria dengan ruangan kaum wanita dan anak-anak. 
Rumah model atap genteng atau giwajib (기와집) inilah yang kemudian kita kenal dengan sebutan hanok (한옥).
 
 BAB III

Interior & Landscape

 
Sumber :
https://adeulfah.com/2013/03/16/bukchon-hanok-village/
http://explorerguidebook.blogspot.co.id/2013/09/daftar-desa-rakyat-tradisional-khas-korea-selatan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kampung_Hanok_Bukchon
pictures by Google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar